Behaviorisme

   Aliran yang ditemukan di USA. Ditemukan oleh Edward Thorndike (murid dari William James) dan dikembangkan secara pesat oleh John B. Watson. Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu yang memandang individu dari sisi fenomena fisik dan cenderung mengabaikan aspek mental. Aliran ini tidak mementingkan ketidaksadaran dan mementingkan perilaku terbuka yang dapat diamati dan diukur. Disebut juga aliran psikologi S-R (Stimulus-Response). Tokoh dalam aliran ini adalah John B. Watson, Ivan Pavlov, B. F. Skinner

   Aliran Behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilaku dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. Aliran ini lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme dan juga psikoanalisis. Teori belajar Behaviorismeyang dicetuskan oleh Gege dan Berliner berkaitan dengan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Aliran ini menekankan pada perubahan perilaku manusia, memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respons terhadap lingkungan. Menurut teori ini, perilaku manusia dikendalikan oleh ganjaran dan penguatan dari lingkungan. Dengan demikian dalam perilaku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi behavioral dengan stimulusnya. 

   John B. Watson (1878-1958) seorang Psikolog dari USA. Penelitian yang paling terkenal dan kontroversial pada tahun 1920 adalah Little Albert. Watson berpendapat bahwa psikologi haruslah menjadi ilmu yang obyektif, karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya dapat diteliti melalui metode introspeksi. Menurutnya metode tersebut tidak ilmiah.  Pada Penelitian Watson yang menggunakan little Albert bertujuan untuk membuktikan bahwa fobia atau rasa takut pada suatu hal disebabkan oleh adanya "pemasangan" stimulus yang keliru. 

   Dalam percobaan ini Watson dan asistennya Rosalie Rayner memberikan sebuah tikus kecil berwarna putih dan melihat respon dari little albert biasa saja dan dia tidak takut. Lalu Watson dan asistennya memberikan hal yang sama tetapi disambungkan dengan suara kentongan dan respon dari little albert dengan menangis. Hal ini terus dilakukan Watson dan asistennya dengan ia menyajikan hanya tikus putihnya saja dan respon little albert ia menunjukkan rasa takut. Untuk melihat apakah rasa takut dapat dipindahkan ke objek lain, Watson menyajikan Albert dengan kelinci, anjing dan mantel bulu tetap saja dia menangis melihat itu semua. Dari penelitian ini menunjukkan bagaimana emosi bisa menjadi respon yang terkondisi.


   Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) seorang peneliti dari fisiologi. Sebenarnya ia bukan seorang sarjana psikologi dan ia pun tidak mau disebut sebagai ahli psikologi karena ia adalah seorang sarjana ilmu faal yang fanatik. Cara berpikirnya adalah sepenuhnya cara berfikir ahli ilmu faal bahkan ia sangat anti terhadap psikologi karena diangganya kurang ilmiah. Dalam penelitiannya ia selalu berusaha menghindari konsep maupun istilah psikologi. Namun, peranan Pavlov dalam psikologi sangat penting karena studinya mengenai reflek-refleks yang merupakan dasar bagi perkembangan aliran psikologi behaviorisme. Pandangannya yang paling penting adlaah bahwa aktivitas psikis sebenarnya tidak lain daripada rangkaian refleks-refleks belaka.

  Beliau juga memperoleh Nobel Prize tahun 1904 karena penelitiannya untuk bidang medis dan psikologi. Penelitiannya yang paling terkenal adalah dengan melakukan eksperimen menggunakan hewan yaitu anjing. Beliau melakukan hal itu tidak di sengaja karena Pavlov berfikir bahwa ada beberapa hal yang anjing tidak perlu belajar. Misalnya anjing tidak perlu belajar mengeluarkan air liur setiap kali mereka melihat makanan. Refleks ini disebut dalam behaviorisme adalah respon berkondisi yaitu stimulus-respon yang diperlukan dengan tidak belajar.

  Dalam ekperimennya Pavlov menggunakan bel untuk stimulus netralnya. Jadi, setiap kali ia ingin memberi makan kepada anjingnya, ia membunyikan loncengnya. Pavlov terus mengulangi hal ini, saat itu ia hanya membunyikan loncengnya dan yang terjadi pada anjing itu adalah meningkatnya air liur tersebut pada anjing. Jadi anjing tersebut belajar hubungan bel dan makanan dan juga perilaku baru. Karena respon ini dipelajari, respon ini disebut respon terkondisi. Stimulus netral menjadi stimulus terkondisi.

   Pavlov menemukan bahwa asosiasi yang akan dibuat. dua stimulus harus disajikan dalam waktu yang berdekatan. Dia menyebut ini hukum temporal. Jika waktu antara stimulus terkondisi (bell) dengan stimulus terkondisi (makanan) terlalu besar maka belajar tidak akan terjadi. Pavlov dan penelitiannya menjadi terkenal pada tahun 1890-1930. Pada pengkondisian klasik, klasik adalah studi sistematis pertama hukum dasar pembelajaran / pendinginan. Pavlov mengembangkan beberapa istilah :
UCS (Unconditioned Stimulus) stimulus yang menimbulkan respon tanpa perlu dipelajari. (makanan)
UCR (Unconditioned Reflex/Response) respon alami yang muncul tanpa perlu dipelajari. (air liur)
CS (Conditioned Stimulus) stimulus yang dikondisikan untuk memunculkan respon tertentu. (bell)
CR (Conditioned Reflex/Response) respon yang sudah terkondisi akibat adanya CS (air liur)
Extinction adalah hilangnya CR akibat tidak adanya UCS.


   B. F. Skinner (1904-1990) beliau adalah psikolog dari USA. Seorang Psikologis di Harvard University. Ia penganut Watson yang masukannya sangat besar bagi perkembangan behaviorisme. Ia melakukan penelitian dengan menggunakan hewan atau dikenal dengan Skinner Box (operant conditioning). Proses yang dilakukan Skinner tidak jauh berbeda dengan proses yang dilakukan Pavlov. Dalam proses Skinner terdapat juga stimulus yang tak berkondisi dan respons yang tak berkondisi atau disebut tingkahlaku responden, serta stimulus berkondisi dan respons berkondisi. Dalam percobaan Skinner ia menguji seekor tikus yang aktif. Dengan sengaja tikus itu melakukan sesuatu untuk mengubah situasi, hal itu dilakukan oleh tikus untuk memenuhi kebutuhannya atau memuaskan dirinya. Karena itu respon berkondisi dalam percobaan Skinner disebut sebagai respon operant atau tingkah laku operant, sedangkan stimulu berkondisinya disebut stimulus operant.

   Dalam eksperimennya, Skinner memasukan seekor tikus ke dalam sebuah kotak yang khusus dibuat. Tikus itu akan bergerak kesana kemari dan sekali-sekali secara kebetulan ia akan menginjak sebuah alat penekanan yang terdapat dalam kotak itu. Kemudian Skinner memasukkan makanan (stimulus tak berkondisi). Setiap kali tikus menginjak alat penekan, tikus akan melihat makanan dan makan makanan itu (respon tak berkondisi). Setelah beberapa kali percobaan diulang, tikus akan tau bahwa dengan menekan tombol tersebut ia mendapat makanan. Perbuatan menekan tombol ini disebut dengan tingkah laku operant. Akhirnya Skinner mengubah situasi tersebut, dari ada makanan menjadi tidak ada makanan. Skinner memberikan makanan kepada tikus jika ia menekan tombol tersbut dan lampu dalam kotak menyala. Kalau lampu tidak menyala, dan alat ditekan maka makanan tidak akan keluar. Jadi tikus akan menekan jika lampu menyala. Tikus dapat membedakan bila ia boleh menekan alat dan tidak perlu menekan alat. Lampu tersebut menjadi stimulus diskriminasi.

   Tingkah operant ini dalam sehari-hari banyak dikunjungi. Seperti dengan telepon genggam, adalah stimulus operant. Orang akan tau dengan mengangkat telepon ia dapat berhubungan dengan orang lain yang berada di tempat lain. Kalau ia tidak membutuhkan maka ia tidak akan menelepon, sebaliknya jika ia membutuhkan ia akan menelepon atau mengangkat telepon dan hal ini menyebabkan tingkah laku operant. Jika telepon berbunyi, maka ini merupakan tanda akan ada orang yang berbicara dan ia perlu mengangkat telepon. Bel ini adalah stimulus diskriminasi, karena membedakan kapan telepon itu harus diangkat. Kebebasan manusia hanyalah ilusi belaka, erilaku manusia mirip dengan hasil dari konsekuensi yang ada.


Sumber : Buku : Dr. Sumanto. 2014. Psikologi Umum. Yogyakarta: CAPS
Sarwono, Sarlito W. 2008. Bekenalan dengan aliran dan tokoh psikologi. Jakarta: Bulan Bintang
www.simplypsychology.org/
PPT Dosen F.Psi Up, Bona Sardo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori 5 R (Pos Satpam)

PUTRI TUJUH ASAL MULA KOTA DUMAI, RIAU

Budaya Organisasi